BAB II
Artikel ISD
Pendahuluan
Semua tentunya berawal dari kecenderungan manusia yang
ingin menguak segala misteri yang di sekitarnya. Inovasi-inovasi adalah contoh
dari rasa penasaran itu yang akhirnya membawa kita-manusia-menjadi semakin
modern. Ilmu sosial adalah salah satu hasilnya, salah satu ilmu yang
dikembangkan oleh masyarakat modern.
Terjadinya Pemberontakan
atau Revolusi dalam Suatu Masyarakat
Revolusi
merupakan salah satu penyebab terjadinya perubahan sosial. Revolusi Oktober
1917 di Rusia menyebabkan terjadinya perubahan besar, daribentuk kerajaan
absolut menjadi diktator proletar yang berdasarkan pada Doktrin Marxisme.
Perubahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi di Indonesia menyebabkan terjadinya
perubahan pemerintahan yang bersifat sentralistik (top-down) menjadi pola pemerintahan otonom (bersifat bottom-up). Perubahan kondisi revolusi
berdampak pada perubahan struktur kemasyarakatan, lembaga kemasyrakatan, dan
bentuk negara.
Faktor
yang muncul dari luar masyarakat
Perubahan
sosial yang bersumber dari luar masyarakat, meliputi :
a.
Lingkungan alam
fisik yang ada di sekitar manusia
b.
Peperangan; dan
c.
Pengaruh
kebudayaan masyarakat lain, berupa proses akulturasi ,asimilasi, dan difusi
(persebaran kebudayaan)
A. Lingkungan
Alam Fisik di Sekitar Manusia
Faktor lingkungan alam fisik yang menyebabkan terjadinya
perubahan sosial, antara lain gempa bumi, banjir besar, dan tsunami. Masyarakat
yang tinggal di daerah tersebut terpaksa mengungsi dan meninggalkan tempat
tinggalnya. Apabila mereka mendiami tempat tinggal baru, mereka harus
menyesuaikan diri dengan keadaan alam yang baru dan lingkungan masyarakat
setempat.
B. Peperangan
Peperangan dengan
negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam
masyarakat. Negara yang menang akan memaksa negara yang takluk untuk menerima
kebudayaannya yang dianggap sebagai kebudayaan yang lebih tinggi tarafnya.
Negara yang kalah dalam Perang Dunia II seperti Jerman dan Jepang. Jerman
dibagi menjadi 2, yaitu Jerman Barat (Republik Federasi Jerman) dan Jerman
Timur (Republik Demokrasi Jerman) yang masing-masing berorientasi kepada Blok
Barat dan
Blok Timur. Namun,
kedua negara tersebut kemudian bersatu.
C. Pengaruh
Kebudayaan Masyarakat Lain
Pengaruh kebudayaan tersebut
dapat dilakukan melalui proses difusi (penyebaran kebudayaan) dengan berbagai
media, seperti radio, televisi, film, internet, majalah, dan surat kabar. Apabila
kebudayaan bertemu, sedangkan salah satu kebudayaan dalam unsur tertentu
mempunyai taraf teknologi yang lebih tinggi, mungkin terjadi proses imitasi,
yaitu peniruan terhadap unsur tersebut ditambahkan pada kebudayaan asli
kemudian diubah dengan kebudayaan baru. Misalnya, orang Indonesia lebih suka
menggunakan pakaian dari Barat dan hanya menggunakan pakaian tradisional pada
saat acara-acara tertentu saja.
Penyesuaian
Masyarakat terhadap Perubahan
Keseimbangan dalam masyarakat
dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana lembaga kemasyarakatan benar-benar
berfungsi dan saling mengisi. Dalam keadaan demikian, individu secara
psikologis merasakan adanya ketenteraman. Akan tetapi, kadang-kadang unsur baru
tersebut dipaksakan masuknya oleh suatu kekuatan. Apabila masyarakat tidak
dapat menolaknya, karena masuknya unsur baru tersebut tidak menimbulkan
kegoncangan, pengaruhnya tetap ada.
Ada kalanya unsur baru dan unsur
lama bertentangan secara bersamaan serta mempengaruhi norma-norma dan
nilai-nilai, kemudian berpengaruh juga pada warga masyarakat. Adanya gangguan
menandakan bahwa ketegangan serta kekecewaan di antara para warga masyarakat
tidak mempunyai jalan keluar ke arah suatu pemecahan atau penyelesaian. Apabila
ketidakseimbangan tersebut dapat dipulihkan kembali, setelah terjadi suatu
perubahan, keadaan tersebut dinamakan suatu penyesuaian (adjustment). Sebaliknya, apabila ketidakseimbangan tersebut tidak
dapat dipulihkan, keadaan tersebut dinamakan ketidaksesuaian sosial (maladjustment) yang mungkin
mengakibatkan anomie
Beberapa
contoh penyesuaian dalam masyarakat antara lain sebagai berikut :
a)
Di Minangkabau,
perempuan mempunyai kedudukan yang penting karena garis keturunan yang
matrilinieal. Hubungan antara anggota keluarga batih lebih erat, terutama
hubungan antara anak dan ayahnya. Pendidikan anak-anak yang sebelumnya dilakukan
keluarga ibu diserahkan kepada ayah.
b)
Di Jawa, seperti
yang dikemukakan Selo Soemardjan berkaitan dengan digantinya bahasa Jawa yang
mengenal sistem pertingkatan bahasa dengan bahasa Indonesia sebagai gejala yang
mengikuti perubahan dari sistem berlapis-lapis tertutup ke sistem
berlapis-lapis terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar